Modul 2.2.a.8 – Koneksi Antar Materi – Pembelajaran Sosial dan Emosional

TUGAS KONEKSI ANTAR MATERI
MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL

OLEH: HAIRI DEFI
SMP NEGERI 35 PADANG
CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 8
KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

Fasilitator               : Suhut Sudirman Simamora S.Pd
Pengajar Praktik     : Dra. Sri Indrawati Prihatin Ningsih, M.Si

Calon Guru Penggerak (CGP) diajak untuk merumuskan kesimpulan dari proses pembelajaran yang sudah Anda jalani dalam modul ini dengan tetap mengkaitkan dengan modul-modul sebelumnya.

Pertanyaan Pemantik

Apa kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai pemimpin pembelajaran setelah mempelajari pembelajaran sosial dan emosional?

Jawaban:
Setelah mempelajaran pembelajaran sosial dan emosional di modul 2.2. ini saya menjadi lebih paham tentang pembelajaran sosial dan emosional yang menjadi salah satu cara untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak kepada siswa. Hal ini sangat mendukung keterampilan dan sikap saya sebagai pemimpin pembelajaran karena dalam pembelajaran saya tidak hanya fokus materi pembelajaran, tetapi juga memperhatikan dan memahami sosial emosional para siswa. Bisa dikatakan dengan memahami pembelajaran sosial emosional, saya tidak hanya memperhatikan “otak” siswa, tetapi juga memperhatikan “hatinya”.

Apa kaitan pembelajaran sosial dan emosional yang telah anda pelajari dengan modul-modul sebelumnya?

Jawaban:
Modul 1.1 dengan Modul 2.2
Modul 1.1 menekankan guru untuk membangun motivasi diri dalam proses pembelajaran bermakna yang berpihak kepada murid. Dalam modul 2.2 dijelaskan dalam menggali motivasi dan membangun pengetahuan yang bermakna, maka kemampuan kompetensi sosial emosional harus diterapkan baik untuk murid, diri sendiri ataupun PTK lainnya.

Modul 1.2 dengan Modul 2.2
Modul 1.2 menekankan bagaimana guru penggerak menjalankan peran sebagai pemimpin pembelaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain serta aktif dalam mengembangkan sekolah. Modul 2.2 menjelaskan dalam menjalankan nilai dan peran guru penggerak tentu harus bisa mengimplementasikan kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, kemampuan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Modul 1.3 dengan Modul 2.2
Modul 1.3 menekankan bagaimana visi guru penggerak dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Modul 2.2 dapat menuntun guru dalam membentuk karakter Profil Pelajar Pancasila.

Modul 1.4 dengan Modul 2.2
Modul 1.4 menyatakan bahwa budaya positif mampu membangun murid yang bahagia dan nyaman dalam proses pembelajaran sehingga relevansi dengan modul 1.4 mengenai kompetensi sosial emosional sangat berkaitan erat dengan pengimplementasian KSE.

Modul 2.1 dengan Modul 2.2
Modul 2.1 menyatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha sadar guru dalam memenuhi kebutuhan murid dalam belajar. Modul 2.1 menyatakan bahwa pengintegrasian KSE dalam pembelajaran berdiferensiasi dapat menciptakan dapat menciptakan suasana belajar yang berpihak pada murid dan sesuai dengan kebutuhan murid.

REFLEKSI PEMAHAMAN

Silakan jawab pertanyaan di bawah ini dengan menyelami pengalaman dan  pemahaman Anda hingga tahap ini.

  1. Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa pembelajaran yang baik dan memperhatikan perbedaan murid adalah cukup dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi sehingga guru bisa fokus mengajar materi sesuai dengan kemampuan dan minat siswa. Dan pengintegrasian kompetensi sosial emosional hanya dilakukan oleh guru BK saja sehingga fokus saya dalam pembelajaran adalah ketuntasan materi saja. Setelah mempelajari modul ini ternyata terdapat urgensi implementasi pembelajaran sosial emosional.  Yang mana menyajikan KSE ini mesti diintegrasikan dalam pembelajaran untuk menumbuhkan dan melatih 5 Kompetensi Sosial Emosional melalui 4 indikator yaitu pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, serta penguatan KSE pendidik dan tenaaga kependidikan (PTK) melalui teladan proses belajar dan kolaborasi dengan seluruh komunitas sekolah.
  2. Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being),  3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah:
    a.kesadaran sosial dan emosional;
    b. kesadaran penuh (mindfulness);
    c. implementasi pembelajaran sosial dan emosional di kelas dan sekolah.

Kompetensi Sosial dan Emosional

Ada 5 kompetensi sosial dan emosional, yakni:

  • Kesadaran diri
    Kesadaran diri adalah kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan
    Contoh kesadaran diri:

    • Dapat menggabungkan identitas pribadi dan identitas sosial
    • Mengidentifikasi  kekuatan/aset diri dan budaya
    • Mengidentifikasi emosi-emosi dalam diri
    • Menunjukkan integritas dan kejujuran
    • Dapat menghubungkan perasaan, pikiran, dan nilai-nilai
    • Menguji dan mempertimbangkan prasangka dan bias
    • Memupuk efikasi diri
    • Memiliki pola pikir bertumbuh
    • Mengembangkan minat dan menetapkan arah tujuan hidup
  • Manajemen diri
    Manajemen diri adalah kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi.
    Contoh manajemen diri:

    • Mengelola emosi diri
    • Mengidentifikasi dan menggunakan strategi-strategi pengelolaan stres
    • Menunjukkan disiplin dan motivasi diri
    • Merancang tujuan pribadi dan bersama
    • Menggunakan keterampilan merancang dan mengorganisir
    • Memperlihatkan keberanian untuk mengambil inisiatif
    • Mendemonstrasikan kendali diri dan dalam kelompok
  • Kesadaran sosial
    Kesadaran Sosial adalah kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda.
    Contoh kesadaran sosial:

    • Mempertimbangkan pandangan/pemikiran orang lain
    • Mengakui kemampuan/kekuatan orang lain
    • Mendemonstrasikan empati dan rasa welas kasih
    • Menunjukkan kepedulian atas perasaan orang lain
    • Memahami dan mengekspresikan rasa syukur
    • Mengidentifikasi ragam norma sosial, termasuk dengan norma-norma yang menunjukkan ketidakadilan
  • Kemampuan berelasi
    Keterampilan Berelasi adalah kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif.
    Contoh kemampuan berelasi:

    • Berkomunikasi dengan efektif
    • Mengembangkan relasi/hubungan positif
    • Memperlihatkan kompetensi kebudayaan
    • Mempraktikkan kerjasama tim dan pemecahan masalah secara kolaboratif
    • Dapat melawan tekanan sosial yang negatif
    • Menunjukkan sikap kepemimpinan dalam kelompok
    • Mencari dan menawarkan bantuan apabila membutuhkan
    • Turut membela hak-hak orang lain
  • Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
    Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab adalah kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok.
    Contoh Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab:

    • Menunjukkan rasa ingin tahu dan keterbukaan pikiran
    • Mengidentifikasi/mengenal solusi dari masalah pribadi dan sosial
    • Berlatih membuat keputusan beralasan/masuk akal, setelah menganalisis informasi, data, dan fakta
    • Mengantisipasi dan mengevaluasi konsekuensi-konsekuensi dari tindakannya
    • Menyadari bahwa keterampilan berpikir kritis sangat berguna baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah
    • Merefleksikan peran seseorang dalam memperkenalkan kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, keluarga, dan komunitas
    • Mengevaluasi dampak/pengaruh dari seseorang, hubungan interpersonal, komunitas, dan kelembagaan

Kesadaran Penuh (Mindfulness)

Kesadaran penuh adalah kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja/sadar pada kondisi saat sekarang. Dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan yang sebenarnya telah ada dalam diri manusia secara alami tanpa perlu diajarkan ataupun ditumbuhkan.

  1. Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional di Kelas dan Sekolah
    Ada tiga cara implementasi pembelajaran sosial dan emosional di kelas dan sekolah, yakni:
  • Pengajaran EksplisitImplementasi PSE dengan pengajaran eksplisit memastikan murid memiliki kesempatan yang konsisten untuk menumbuhkan, melatih, dan berefleksi tentang kompetensi sosial dan emosional dengan cara yang sesuai dan terbuka dengan keragaman budaya.  Pengajaran eksplisit KSE dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.  Pendidik dapat menggunakan berbagai proyek, acara atau kegiatan sekolah yang rutin untuk mengajarkan kompetensi sosial dan emosional secara eksplisit.
  • Integrasi dalam Praktik Mengajar Guru dan Kurikulum Akademik
    Untuk mengintegrasikan KSE dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, tujuan Kompetensi Sosial Emosional dapat diintegrasikan ke dalam konten pembelajaran dan strategi pembelajaran pada materi akademik, serta musik, seni, dan pendidikan jasmani.
  • Menciptakan Iklim Kelas dan Budaya Sekolah
    Salah satu upaya mengubah lingkungan sekolah (iklim kelas dan sekolah), adalah melalui praktik guru dan gaya interaksi mereka dengan murid, atau dengan mengubah peraturan dan harapan sekolah.

Berkaitan dengan No 2, perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan sekolah:

  1. Bagi murid-murid:
    Saya akan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi diintegrasikan dengan pembelajaran sosial dan emosional. Selain itu, saya juga akan melaksanakan program-program sekolah yang bisa meningkatkan kompetensi sosial dan emosional siswa.
  2. Bagi rekan sejawat:
    Saya akan menjadi model atau teladan dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi sosial dan emosional sehingga rekan sejawat bisa terinspirasi dan menerapkannya juga dalam pembelajaran yang dilakukannya.